Geomorfologi
didefinisikan sebagai suatu ilmu (science)
yang mencirikan tentang bentuklahan dan proses-proses yang menyusunnya dan
memiliki hubungan antara bentuklahan dan proses-proses di dalam susunan
keruangan (Zuidam, 1979: 3). Dari
definisi tersebut jelas bahwa bentuklahan merupakan subyek utama dalam studi
geomorfologi. Bentuklahan (Landform)
dapat diartikan sebagai kenampakan medan yang dibentuk oleh proses alami, yang
mempunyai julat (range) karakteristik tertentu (fisik/visual) dimana
bentuklahan ditemukan (Zuidam, 1979: 3).
Bentuklahan merupakan bentukan pada permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologis yang terjadi baik pada masa lampau, sekarang maupun masa mendatang. Proses tersebut menyangkut semua perubahan fisis maupun khemis oleh tenaga-tenaga geomorfologis. Dengan demikian bentuklahan selalu berhubungan erat dengan material penyusun dan proses geomorfik yang. Adanya berbagai perbedaan material penyusun dan proses geomorfik yang terjadi menyebabkan keanekaragaman bentuklahan.
Bentuklahan merupakan bentukan pada permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologis yang terjadi baik pada masa lampau, sekarang maupun masa mendatang. Proses tersebut menyangkut semua perubahan fisis maupun khemis oleh tenaga-tenaga geomorfologis. Dengan demikian bentuklahan selalu berhubungan erat dengan material penyusun dan proses geomorfik yang. Adanya berbagai perbedaan material penyusun dan proses geomorfik yang terjadi menyebabkan keanekaragaman bentuklahan.
Deliniasi
bentuklahan di Kecamatan Ngawi mempertimbangkan keadaan morfologi, topografi
dan geologi. Keadaan morfologi diketahui dari analisis profil dari berbagai
sudut pengamatan yaitu sebagai berikut:
1)
Profil 1 (A-B)
Profil 1
membentang dari titik A di Kali Andong Desa Watualang yang merupakan batas
paling barat hingga titik B di Kali Ngantru di Desa Karangtengah Prandon yang
merupakan batas paling timur dari Kecamatan Ngawi dengan jarak 11,1 km, elevasi
antara 44-61 mdpl dan beda tinggi 17 meter. Medan yang dilalui profil ini
berbatu Endapan Vulkanik Muda Gunung Lawu pada bagian barat dari Desa Watualang
hingga Jalan A. Yani Desa Beran, Endapan Aluvium pada bagian tengah sepanjang
Kali Madiun dan Formasi Pucangan pada bagian timur. Bentuklahan yang
teridentifikasi antara lain:
a)
Dataran Vulkanik Muda Terkikis Ringan (V1)
Medan yang datar
dapat dikenali dari kemiringan lerengnya yang rendah antara 0-2%. Batuan vulkanik
muda dapat dikenali dari Peta Geologi. Geologi merupakan aspek utama dalam
identifikasi bentuklahan sehingga batas batuan dapat dijadikan batas
bentuklahan. Proses yang terjadi berupa erosi dengan tingkatan ringan, hal
tersebut dapat dikenali dari Peta Kontur yang dicirikan dengan sedikitnya
lembah atau aliran sungai. Elevasi antara 43-46 mdpl.
b)
Dataran Vulkanik Muda Terkikis Sedang (V2)
Bentuklahan ini
telah mengalami proses erosi dengan tingkatan sedang yang dikenali dari
kerapatan aliran sungai.
c)
Teras Fluvial Bawah (F4)
Teras Fluvial
Bawah dikenali dari elevasi dan kemiringan lerengnya yang lebih besar dari
daerah dibawahnya yang dekat dengan sungai. Bentuklahan ini termasuk dalam
Bentuklahan Fluvial sehingga penyusunnya adalah batuan aluvium. Bentuklahan ini
berada di sepanjang Jalan A. Yani dan sekitar Alun-alun Merdeka Ngawi. Elevasi
46-51 mdpl.
d)
Dataran Banjir (F1)
Dataran banjir
dikenali dari elevasinya yang rendah antara 40-44 mdpl, mempunyai topografi
datar dan dekat dengan sungai. Bentuklahan ini berada di sempadan Kali Madiun.
e)
Rawa Belakang (F3)
Rawa belakang
dikenali dari elevasinya yang rendah antara 44-48 mdpl dan biasanya berada
dibelakang tanggul alam. Bentuklahan ini sering mengalami genangan terutama
akibat air hujan.
f)
Medan Bergelombang Formasi Pucangan
Terkikis Sedang (S2)
Bentuklahan ini
mempunyai kenampakan medan bergelombang dengan batuan Formasi Pucangan yang
merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng. Elevasi antara 50-62 mdpl.
2)
Profil 2 (C-D)
Profil 2
membentang dari titik C di Kali Poncol Desa Banyu Urip yang merupakan batas
paling utara hingga titik D di Kali Madiun Desa Mangunharjo yang merupakan
batas paling selatan dari Kecamatan Ngawi dengan jarak 12,8 km, elevasi antara
45-102 dan beda tinggi 57 meter. Medan
yang dilalui profil ini dari utara ke selatan adalah berbatu Formasi Kerek,
Formasi Kalibeng, Formasi Klitik, Formasi Pucangan dan Endapan Aluvium Kali
Madiun. Bentuklahan yang teridentifikasi antara lain:
a)
Puncak Antiklinal Formasi Kerek Terkikis
Sedang (S1)
Puncak
antiklinal dikenali dari elevasinya yang tinggi dengan rata-rata lebih dari 100
mdpl dengan puncak tertinggi 147 mdpl di Desa Banyu Urip. Batuannya berupa
Formasi Kerek yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng. Erosi yang terjadi
termasuk tingkatan sedang.
b)
Medan Bergelombang Antiklinal Formasi
Kalibeng Terkikis Sedang (S2)
Bentuklahan ini
mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Formasi Kalibeng. Mempunyai
elevasi antara 60-78 mdpl. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan sedang.
c)
Medan Berelombang Antiklinal Anggota
Klitik Formasi Kalibeng Terkikis Sedang (S3)
Bentuklahan ini
mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Anggota Klitik dari Formasi
Kalibeng. Mempunyai elevasi antara 49-70 mdpl. Erosi yang terjadi termasuk
tingkatan sedang.
d)
Medan Bergelombang Antiklinal Formasi
Pucangan Terkikis Ringan (S4)
Bentuklahan ini
mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Formasi Pucangan.
Mempunyai elevasi antara 50-62 mdpl. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan
ringan.
e)
Dataran Sinklinal Formasi Pucangan
Terkikis Ringan (S5)
Bentuklahan ini
mempunyai topografi berupa lembah dengan batuan berupa Formasi Pucangan.
Mempunyai elevasi antara 43-49 mdpl. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan
Ringan.
f)
Teras Fluvial Bawah (F4)
Teras Fluvial
Bawah dikenali dari elevasi dan kemiringan lerengnya yang lebih besar dari daerah
dibawahnya yang dekat dengan sungai. Elevasi antara 46-51 mdpl.
g)
Rawa Belakang (F3)
Rawa belakang
dikenali dari elevasinya yang rendah antara 44-48 mdpl dan biasanya berada
dibelakang tanggul alam. Bentuklahan ini sering mengalami genangan terutama
akibat air hujan.
h)
Dataran Banjir (F1)
Dataran banjir
dikenali dari topografinya yang datar dan dekat dengan sungai. Desa Mangunharjo
bagian selatan merupakan contoh dataran banjir.
3)
Profil 3 (E-F)
Profil 3 membentang dari titik E di Kali
Madiun Desa Kandangan kearah timur di titik F sejauh 3 km, elevasinya antara
40-57 mdpl dan beda tinggi 17 meter. Medan yang dilalui profil ini keseluruhan
berbatu Endapan Aluvium. Bentuklahan yang teridentifikasi adalah tanggul alam
(F2), rawa belakang (F3), teras fluvial bawah (F4) dan teras fluvial atas (F5).
Pada profil 3 ini ditemui tanggul alam dan teras fluvial atas yang tidak
ditemui pada profil 1 dan 2 yaitu berada di Desa Kandangan.
Berdasarkan
penampang melintang profil yang telah dibuat maka dapat diketahui medan Kecamatan
Ngawi. Atribut profil 1, 2 dan 3 lebih lanjut disajikan pada tabel 15, 16 dan
17.
Sistem
medan menunjukkan asal proses utama bentuklahan yaitu sebagai bentuklahan asal
vulkanik, bentuklahan asal proses fluvial dan bentuklahan asal struktural. Unit
medan menunjukkan bentuklahan dilihat dari segi topografi dan batuan serta proses
geomorfologi yang menunjukkan proses pembentukan medan.
Sistem
medan yang terdapat di Kecamatan Ngawi adalah sebagai berikut:
1)
Sistem Medan Vulkanik
Sistem medan ini
terdapat di sebelah barat pada koordinat 542420 - 549159 mT dan 9177436 –
9183997 mU. Berdasarkan asal proses utama bentuklahan di Kecamatan Ngawi hanya
ditemui satu sistem medan vulkanik yaitu dataran vulkanik muda. Batuan
penyusunnya berupa endapan vulkanik muda dari Gunung Lawu dan tanahnya berupa grumosol
kelabu tua.
2)
Sistem Medan Fluvial
Sistem medan fluvial merupakan satuan bentuklahan
yang terjadi akibat adanya proses aliran air baik yang terkonsentrasi berupa
aliran sungai maupun yang tidak terkonsentrasi
berupa limpasan permukaan. Secara alami, proses yang berlangsung diakibatkan
oleh kinerja sungai yang meliputi tiga aktivitas yang berkaitan erat antara
satu dengan lainnya yaitu erosi, transportasi dan pengendapan. Sistem medan ini terdapat di sebelah tengah dan
selatan pada koordinat 548422 – 555217 mT dan 9173073 – 9183100 mU. Mempunyai
lima unit medan yaitu dataran banjir, tanggul alam, rawa belakang, teras
fluvial bawah dan teras fluvial atas. Dataran banjir dan rawa belakang
terbentuk oleh banjir periodik, tanggul alam terbentuk oleh pengendapan pada
sempadan sungai terutama disekitar meander. Teras fluvial bawah terbentuk oleh
banjir dengan periode ulang 10-25 tahun dan teras fluvial atas terbentuk oleh
banjir dengan periode ulang lebih dari 25 tahun. Batuan penyusun berupa aluvium
dan tanahnya berupa asosiasi aluvial kelabu-coklat pada dataran banjir, tanggul
alam dan rawa belakang, sedangkan pada teras fluvial bawah dan teras fluvial
atas berupa grumosol kelabu tua. Proses geomorfologi yang membentuk sistem
medan ini adalah banjir sehingga sistem medan ini berada pada sempadan sungai
yaitu Bengawan Solo dan Kali Madiun.
3)
Sistem
Medan Struktural
Sistem
medan struktural terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan
lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah merupakan contoh-contoh
bentuklahan asal struktural. Sistem medan ini di Kecamatan Ngawi terdapat di
sebelah utara pada koordinat 549619 – 554891 mT dan 9178378 – 9186684 mU. Proses
geomorfologi yang membentuk sistem medan ini adalah lipatan dan erosi.
Berdasarkan asal proses utama bentuklahan dapat dibedakan menjadi tiga unit
medan yaitu puncak antiklinal, medan bergelombang antiklinal dan dataran
sinklinal. Puncak antiklinal mempunyai batuan formasi kerek dan tanah berupa
kompleks grumosol-litosol dengan erosi katagori sedang, medan bergelombang
antiklinal mempunyai batuan formasi kalibeng dan tanah berupa asosiasi
mediteran-grumosol dengan erosi katagori sedang dan dataran sinklinal mempunyai
batuan formasi pucangan dan tanah berupa grumosol kelabu tua dengan erosi
katagori ringan. Sistem medan struktural yang terdapat di Kecamatan Ngawi ini
merupakan bagian dari Perbukitan Kendeng bagian barat yang memanjang dari
Ungaran sampai utara Ngawi (Van Bemmelen, 1949).
Hasil overlay peta topografi dan geologi dapat
dibuat Peta Bentuklahan dengan deliniasi mempertimbangkan batas geologi dan
garis kontur. Bentuklahan dipresentasikan pada Peta 2 serta dapat dianalisis
karakteristiknya sebagai berikut:
1)
Bentuklahan Asal Vulkanik
Satuan bentuklahan asal vulkanik di
Kecamatan Ngawi dipengaruhi oleh vulkanisme Lawu yang dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
a)
Dataran Vulkanik Muda Terkikis Ringan
(V1)
Satuan
bentuklahan ini memiliki topografi datar yang material penyusunnya berupa
endapan lawu dan proses pengikisannya ringan dikenali dari sedikitnya aliran
sungai. Secara astronomis terletak antara 544432 – 548881 mT dan 9178980 –
9183988 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 821,89 ha atau 11,65%. Lokasinya
berada di Kecamatan Ngawi bagian barat mencakup sebagian wilayah Desa Watualang
dan Desa Grugo dari Jalan Raya Solo-Ngawi kearah utara sampai Bengawan Solo, sebagian
Desa Jururejo dan Desa Beran bagian utara, dan Kelurahan Margomulyo bagian
barat. Elevasi bentuklahan ini antara 41-45 mdpl.
b)
Dataran Vulkanik Muda Terkikis Sedang
(V2)
Satuan
bentuklahan ini memiliki topografi datar yang material penyusunnya berupa
endapan lawu dan proses pengikisannya sedang. Secara astronomis terletak antara
542462 – 548489 mT dan 9177426 – 9182424 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah
1537,10 ha atau 21,80%. Lokasinya berada
di Kecamatan Ngawi bagian barat mencakup sebagian wilayah Desa Watualang dan
Desa Grugo dari Jalan Raya Solo-Ngawi kearah selatan sampai perbatasan dengan
Kecamatan paron dan sebagian Desa Jururejo dan Desa Beran bagian selatan.
Elevasi bentuklahan ini antara 43-46 mdpl.
2)
Bentuklahan Asal Proses Fluvial
Satuan
bentuklahan asal proses fluvial di Kecamatan Ngawi dipengaruhi oleh aliran
Bengawan Solo di sebelah utara dan Kali Madiun. Secara alami, proses yang
berlangsung diakibatkan oleh kinerja sungai yang meliputi tiga aktifitas yang
berkaitan erat antara satu dengan lainnya yaitu erosi, transportasi dan
pengendapan. Erosi terjadi pada bagian hulu DAS, material yang terkikis
selanjutnya mengalami proses transportasi oleh aliran air sungai kemudian
diendapkan di tempat lain yang lebih rendah seperti dataran rendah dan
cekungan. Satuan bentuklahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a)
Dataran Banjir (F1)
Dataran
banjir merupakan satuan bentulahan yang terbentuk oleh proses sedimentasi yang
berulang-ulang akibat banjir periodik. Satuan bentuklahan ini mempunyai topografi
datar antara 0-2%. Secara astronomis terletak antara 548613 – 553841 mT dan
9173118 – 9183099 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 853,34 ha atau 12,10%.
Lokasinya berada di sempadan Bengawan Solo dan Kali Madiun meliputi Kelurahan
Karangtengah, Kelurahan Pelem, Kelurahan Ketanggi (Lingkungan Cabean Kidul,
Cabean Lor dan Ketanggi), Kelurahan Margomulyo (Lingkungan Klampisan dan
Karanggeneng), Desa Karangasri (Dsn. Soko dan Dungus), Desa Beran (Dsn. Pojok,
Belukan dan Karangrejo), dan Desa Mangunharjo (Dsn. Pendem, Waruk dan Depok). Dataran
banjir merupakan satuan bentuklahan yang paling sering mengalami banjir
periodik karena letaknya yang berada di sempadan sungai dan elevasinya yang
rendah yaitu kurang dari 3 meter dari muka air rata-rata permukaan sungai. Elevasi
bentuklahan ini antara 41-44 mdpl.
b)
Tanggul Alam (F2)
Tanggul
alam merupakan satuan bentuklahan yang sering mengalami limpahan air dan
pengendapan saat terjadi banjir maupun luapan sungai disekitarnya. Satuan bentuklahan
ini merupakan akumulasi sedimen yang berupa igir memanjang yang membatasi alur
sungai terutama terjadi di daerah meandering.
Secara astronomis terletak antara 550797 – 551790 mT dan 9176275 – 9178138 mU.
Luas satuan bentuklahan ini adalah 84,71 ha atau 1,20%. Lokasinya berada di
Dsn. Desan dan Sidomulyo Desa Kandangan. Elevasi bentuklahan ini antara 41-44
mdpl.
c)
Rawa Belakang (F3)
Rawa
belakang merupakan satuan bentuklahan yang mempunyai elevasi rendah dan berada
dibelakang dataran banjir dan tanggul alam. Satuan bentuklahan ini sering
mengalami genangan terutama oleh air hujan karena drainasenya yang kurang baik.
Secara astronomis terletak antara 550100 – 553872 mT dan 9174163 – 9181401 mU.
Luas
satuan bentuklahan ini adalah 513,50 ha atau 7,28%. Lokasinya berada di Dsn. Nglarangan
Desa Karangasri, Dusun Pangkur Desa Kartoharjo, Dusun Karangrejo Desa Kandangan
dan Dusun Nguwin Desa Mangunharjo. Elevasi bentuklahan ini antara 44-48 mdpl.
d) Teras
Fluvial Bawah (F4)
Teras
fluvial bawah merupakan satuan bentuklahan yang berada dibelakang dataran
banjir atau rawa belakang dan mempunyai kemiringan lereng yang lebih besar
dibandingkan daerah dibawahnya. Satuan bentulahan ini terbentuk oleh banjir
dengan frekuensi 10-25 tahun. Secara astronomis terletak antara 548427 – 549904
mT dan 9179791 – 9182784 mU di Kelurahan Ketanggi dan Mangunharjo, dan terletak
antara 551361 – 555371 mT dan 9174549 – 9180335 mU di Desa Kandangan dan
Mangunharjo. Luas satuan bentuklahan ini adalah 775,49 ha atau 11,00%. Elevasi
bentuklahan ini antara 46-57 mdpl.
e)
Teras Fluvial Atas (F5)
Teras
fluval atas merupakan satuan bentuklahan fluvial yang paling atas dan mempunyai
elevasi paling tinggi diantara satuan bentuklahan fluvial lainnya. Satuan
bentuklahan ini terbentuk oleh banjir dengan frekuensi lebih dari 25 tahun.
Secara astronomis terletak antara 552634 – 554716 mT dan 9176150 – 9179108 mU.
Luas satuan bentuklahan ini adalah 256,35 ha atau 3,64%. Lokasinya berada di
Dsn. Plosorejo Desa Kandangan dan Dsn. Krawut Desa Mangunharjo. Elevasi
bentuklahan ini antara 57-65 mdpl.
3)
Bentuklahan Asal Struktural
Bentuklahan
asal struktural terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Bentuklahan ini
di Kecamatan Ngawi berada di sebelah utara dan masih merupakan bagian dari
Pegunungan Kendeng bagian barat. Satuan bentukalahan
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a)
Puncak Antiklinal Formasi Kerek Terkikis
Sedang (S1)
Satuan
bentuklahan ini mempunyai elevasi yang paling tinggi diantara satuan bentulahan
lainnya dengan rata-rata lebih dari 100 mdpl dengan puncak tertinggi 147 mdpl
di Desa Banyu Urip. Batuannya berupa Formasi Kerek yang merupakan bagian dari
Pegunungan Kendeng. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan sedang. Secara
astronomis terletak antara 550475 – 554899 mT dan 9184610 – 9186672 mU. Luas
satuan bentuklahan ini adalah 615,69 ha atau 8,73%. Lokasinya berada di
Kecamatan Ngawi bagian utara mencakup Dusun Poncol dan Dusun Kerek Desa Kerek
dan Dusun Banyu Urip dan Dusun Tambakselo Desa Banyu Urip. Elevasi bentuklahan
ini antara 75-147 mdpl.
b)
Medan Bergelombang Antiklinal Formasi
Kalibeng Terkikis Sedang (S2)
Bentuklahan
ini mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Formasi Kalibeng. Erosi
yang terjadi termasuk tingkatan sedang. Secara astronomis terletak antara
551088 – 553966 mT dan 9184020 – 9184904 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah
217,82 ha atau 3,09%. Lokasinya berada di Kecamatan Ngawi bagian utara mencakup
Dsn. Napel Desa Kerek, Dsn. Blandungan Desa Ngawi Purba dan Dsn. Gunung Kendil
Desa Banyu Urip. Elevasi bentuklahan ini antara 56-75 mdpl.
c)
Medan Berelombang Antiklinal Anggota
Klitik Formasi Kalibeng Terkikis Sedang (S3)
Bentuklahan
ini mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Anggota Klitik dari
Formasi Kalibeng. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan sedang. Secara
astronomis terletak antara 550604 – 553947 mT dan 9183202 – 9184028 mU. Luas
satuan bentuklahan ini adalah 235,59 ha atau 3,34%. Lokasinya berada di
Kecamatan Ngawi bagian utara mencakup Dsn. Banjar dan Dsn. Ngantru Desa Ngawi
Purba dan Dsn. Ngandong, Dsn. Joho, Dsn. Gandu dan Dsn. Ngudal Desa
Karangtengah Prandon. Elevasi bentuklahan ini antara 49-56 mdpl.
d) Medan
Bergelombang Antiklinal Formasi Pucangan Terkikis Ringan (S4)
Bentuklahan
ini mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Formasi Pucangan.
Erosi yang terjadi termasuk tingkatan ringan. Secara astronomis terletak antara
550348 – 554251 mT dan 9178402 – 9183112 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah
982,43 ha atau 13,93%. Lokasinya berada di Kecamatan Ngawi bagian timur
mencakup Dsn. Cabean, Dsn. Karangtengah, dan Dsn. Prandon Desa Karangtengah
Prandon, Dsn. Nglarangan Desa Karangasri dan Dsn. Bulung Desa Kartoharjo.
Elevasi bentuklahan ini antara 47-60 mdpl.
e)
Dataran Sinklinal Formasi Pucangan
Terkikis Ringan (S5)
Bentuklahan
ini mempunyai topografi berupa lembah dengan batuan berupa Formasi Pucangan. Erosi
yang terjadi termasuk tingkatan Ringan. Secara astronomis terletak antara 549634
– 551729 mT dan 9181640 – 9183353 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 158,31
ha atau 2,24%. Lokasinya berada di Kecamatan Ngawi bagian tengah yang merupakan
daerah sekitar pertemuan Bengawan Solo dan Kali Madiun mencakup Kelurahan Pelem
bagian utara, Dsn. Jetis Desa Ngawi purba dan Dsn. Soko Desa Karangasri.
Elevasi bentuklahan ini antara 43-47 mdpl.
0 komentar:
Post a Comment