Image Widget

Image Widget

Belajar Geografi SMA

Menyajikan berbagai materi dan perangkat pembelajaran Geografi serta pembahasan latihan soal UN dan Olimpiade. Kami juga melayani pembelian peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25,000 dan pembuatan peta digital untuk mahasiswa S1, S2, instansi maupun umum. Terima kasih (Belajargeografisma@gmail.co.id)

GEOMORFOLOGI KOTA NGAWI

Friday, 18 November 2016

Geomorfologi didefinisikan sebagai suatu ilmu (science) yang mencirikan tentang bentuklahan dan proses-proses yang menyusunnya dan memiliki hubungan antara bentuklahan dan proses-proses di dalam susunan keruangan (Zuidam, 1979: 3). Dari definisi tersebut jelas bahwa bentuklahan merupakan subyek utama dalam studi geomorfologi. Bentuklahan (Landform) dapat diartikan sebagai kenampakan medan yang dibentuk oleh proses alami, yang mempunyai julat (range) karakteristik tertentu (fisik/visual) dimana bentuklahan ditemukan (Zuidam, 1979: 3).
Bentuklahan merupakan bentukan pada permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologis yang terjadi baik pada masa lampau, sekarang maupun masa mendatang. Proses tersebut menyangkut semua perubahan fisis maupun khemis oleh tenaga-tenaga geomorfologis. Dengan demikian bentuklahan selalu berhubungan erat dengan material penyusun dan proses geomorfik yang. Adanya berbagai perbedaan material penyusun dan proses geomorfik yang terjadi menyebabkan keanekaragaman bentuklahan.
Deliniasi bentuklahan di Kecamatan Ngawi mempertimbangkan keadaan morfologi, topografi dan geologi. Keadaan morfologi diketahui dari analisis profil dari berbagai sudut pengamatan yaitu sebagai berikut:
1)      Profil 1 (A-B)
Profil 1 membentang dari titik A di Kali Andong Desa Watualang yang merupakan batas paling barat hingga titik B di Kali Ngantru di Desa Karangtengah Prandon yang merupakan batas paling timur dari Kecamatan Ngawi dengan jarak 11,1 km, elevasi antara 44-61 mdpl dan beda tinggi 17 meter. Medan yang dilalui profil ini berbatu Endapan Vulkanik Muda Gunung Lawu pada bagian barat dari Desa Watualang hingga Jalan A. Yani Desa Beran, Endapan Aluvium pada bagian tengah sepanjang Kali Madiun dan Formasi Pucangan pada bagian timur. Bentuklahan yang teridentifikasi antara lain:
a)      Dataran Vulkanik Muda Terkikis Ringan (V1)
Medan yang datar dapat dikenali dari kemiringan lerengnya yang rendah antara 0-2%. Batuan vulkanik muda dapat dikenali dari Peta Geologi. Geologi merupakan aspek utama dalam identifikasi bentuklahan sehingga batas batuan dapat dijadikan batas bentuklahan. Proses yang terjadi berupa erosi dengan tingkatan ringan, hal tersebut dapat dikenali dari Peta Kontur yang dicirikan dengan sedikitnya lembah atau aliran sungai. Elevasi antara 43-46 mdpl.
b)      Dataran Vulkanik Muda Terkikis Sedang (V2)
Bentuklahan ini telah mengalami proses erosi dengan tingkatan sedang yang dikenali dari kerapatan aliran sungai.
c)      Teras Fluvial Bawah (F4)
Teras Fluvial Bawah dikenali dari elevasi dan kemiringan lerengnya yang lebih besar dari daerah dibawahnya yang dekat dengan sungai. Bentuklahan ini termasuk dalam Bentuklahan Fluvial sehingga penyusunnya adalah batuan aluvium. Bentuklahan ini berada di sepanjang Jalan A. Yani dan sekitar Alun-alun Merdeka Ngawi. Elevasi 46-51 mdpl.    
d)     Dataran Banjir (F1)
Dataran banjir dikenali dari elevasinya yang rendah antara 40-44 mdpl, mempunyai topografi datar dan dekat dengan sungai. Bentuklahan ini berada di sempadan Kali Madiun.
e)      Rawa Belakang (F3)
Rawa belakang dikenali dari elevasinya yang rendah antara 44-48 mdpl dan biasanya berada dibelakang tanggul alam. Bentuklahan ini sering mengalami genangan terutama akibat air hujan.
f)       Medan Bergelombang Formasi Pucangan Terkikis Sedang (S2)
Bentuklahan ini mempunyai kenampakan medan bergelombang dengan batuan Formasi Pucangan yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng. Elevasi antara 50-62 mdpl.
  
2)      Profil 2 (C-D)
Profil 2 membentang dari titik C di Kali Poncol Desa Banyu Urip yang merupakan batas paling utara hingga titik D di Kali Madiun Desa Mangunharjo yang merupakan batas paling selatan dari Kecamatan Ngawi dengan jarak 12,8 km, elevasi antara 45-102 dan beda tinggi 57 meter.  Medan yang dilalui profil ini dari utara ke selatan adalah berbatu Formasi Kerek, Formasi Kalibeng, Formasi Klitik, Formasi Pucangan dan Endapan Aluvium Kali Madiun. Bentuklahan yang teridentifikasi antara lain:
a)      Puncak Antiklinal Formasi Kerek Terkikis Sedang (S1)
Puncak antiklinal dikenali dari elevasinya yang tinggi dengan rata-rata lebih dari 100 mdpl dengan puncak tertinggi 147 mdpl di Desa Banyu Urip. Batuannya berupa Formasi Kerek yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan sedang.
b)      Medan Bergelombang Antiklinal Formasi Kalibeng Terkikis Sedang (S2)
Bentuklahan ini mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Formasi Kalibeng. Mempunyai elevasi antara 60-78 mdpl. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan sedang.
c)      Medan Berelombang Antiklinal Anggota Klitik Formasi Kalibeng Terkikis Sedang (S3)
Bentuklahan ini mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Anggota Klitik dari Formasi Kalibeng. Mempunyai elevasi antara 49-70 mdpl. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan sedang.
d)     Medan Bergelombang Antiklinal Formasi Pucangan Terkikis Ringan (S4)
Bentuklahan ini mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Formasi Pucangan. Mempunyai elevasi antara 50-62 mdpl. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan ringan.

e)      Dataran Sinklinal Formasi Pucangan Terkikis Ringan (S5)
Bentuklahan ini mempunyai topografi berupa lembah dengan batuan berupa Formasi Pucangan. Mempunyai elevasi antara 43-49 mdpl. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan Ringan.
f)       Teras Fluvial Bawah (F4)
Teras Fluvial Bawah dikenali dari elevasi dan kemiringan lerengnya yang lebih besar dari daerah dibawahnya yang dekat dengan sungai. Elevasi antara 46-51 mdpl.
g)      Rawa Belakang (F3)
Rawa belakang dikenali dari elevasinya yang rendah antara 44-48 mdpl dan biasanya berada dibelakang tanggul alam. Bentuklahan ini sering mengalami genangan terutama akibat air hujan.
h)      Dataran Banjir (F1)
Dataran banjir dikenali dari topografinya yang datar dan dekat dengan sungai. Desa Mangunharjo bagian selatan merupakan contoh dataran banjir.

3)      Profil 3 (E-F)
 Profil 3 membentang dari titik E di Kali Madiun Desa Kandangan kearah timur di titik F sejauh 3 km, elevasinya antara 40-57 mdpl dan beda tinggi 17 meter. Medan yang dilalui profil ini keseluruhan berbatu Endapan Aluvium. Bentuklahan yang teridentifikasi adalah tanggul alam (F2), rawa belakang (F3), teras fluvial bawah (F4) dan teras fluvial atas (F5). Pada profil 3 ini ditemui tanggul alam dan teras fluvial atas yang tidak ditemui pada profil 1 dan 2 yaitu berada di Desa Kandangan.

Berdasarkan penampang melintang profil yang telah dibuat maka dapat diketahui medan Kecamatan Ngawi. Atribut profil 1, 2 dan 3 lebih lanjut disajikan pada tabel 15, 16 dan 17.





Sistem medan menunjukkan asal proses utama bentuklahan yaitu sebagai bentuklahan asal vulkanik, bentuklahan asal proses fluvial dan bentuklahan asal struktural. Unit medan menunjukkan bentuklahan dilihat dari segi topografi dan batuan serta proses geomorfologi yang menunjukkan proses pembentukan medan.     
Sistem medan yang terdapat di Kecamatan Ngawi adalah sebagai berikut:
1)      Sistem Medan Vulkanik
Sistem medan ini terdapat di sebelah barat pada koordinat 542420 - 549159 mT dan 9177436 – 9183997 mU. Berdasarkan asal proses utama bentuklahan di Kecamatan Ngawi hanya ditemui satu sistem medan vulkanik yaitu dataran vulkanik muda. Batuan penyusunnya berupa endapan vulkanik muda dari Gunung Lawu dan tanahnya berupa grumosol kelabu tua.
2)      Sistem Medan Fluvial
Sistem medan fluvial merupakan satuan bentuklahan yang terjadi akibat adanya proses aliran air baik yang terkonsentrasi berupa aliran sungai maupun yang tidak terkonsentrasi berupa limpasan permukaan. Secara alami, proses yang berlangsung diakibatkan oleh kinerja sungai yang meliputi tiga aktivitas yang berkaitan erat antara satu dengan lainnya yaitu erosi, transportasi dan pengendapan. Sistem medan ini terdapat di sebelah tengah dan selatan pada koordinat 548422 – 555217 mT dan 9173073 – 9183100 mU. Mempunyai lima unit medan yaitu dataran banjir, tanggul alam, rawa belakang, teras fluvial bawah dan teras fluvial atas. Dataran banjir dan rawa belakang terbentuk oleh banjir periodik, tanggul alam terbentuk oleh pengendapan pada sempadan sungai terutama disekitar meander. Teras fluvial bawah terbentuk oleh banjir dengan periode ulang 10-25 tahun dan teras fluvial atas terbentuk oleh banjir dengan periode ulang lebih dari 25 tahun. Batuan penyusun berupa aluvium dan tanahnya berupa asosiasi aluvial kelabu-coklat pada dataran banjir, tanggul alam dan rawa belakang, sedangkan pada teras fluvial bawah dan teras fluvial atas berupa grumosol kelabu tua. Proses geomorfologi yang membentuk sistem medan ini adalah banjir sehingga sistem medan ini berada pada sempadan sungai yaitu Bengawan Solo dan Kali Madiun. 
3)      Sistem Medan Struktural
Sistem medan struktural terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah merupakan contoh-contoh bentuklahan asal struktural. Sistem medan ini di Kecamatan Ngawi terdapat di sebelah utara pada koordinat 549619 – 554891 mT dan 9178378 – 9186684 mU. Proses geomorfologi yang membentuk sistem medan ini adalah lipatan dan erosi. Berdasarkan asal proses utama bentuklahan dapat dibedakan menjadi tiga unit medan yaitu puncak antiklinal, medan bergelombang antiklinal dan dataran sinklinal. Puncak antiklinal mempunyai batuan formasi kerek dan tanah berupa kompleks grumosol-litosol dengan erosi katagori sedang, medan bergelombang antiklinal mempunyai batuan formasi kalibeng dan tanah berupa asosiasi mediteran-grumosol dengan erosi katagori sedang dan dataran sinklinal mempunyai batuan formasi pucangan dan tanah berupa grumosol kelabu tua dengan erosi katagori ringan. Sistem medan struktural yang terdapat di Kecamatan Ngawi ini merupakan bagian dari Perbukitan Kendeng bagian barat yang memanjang dari Ungaran sampai utara Ngawi (Van Bemmelen, 1949).
Hasil overlay peta topografi dan geologi dapat dibuat Peta Bentuklahan dengan deliniasi mempertimbangkan batas geologi dan garis kontur. Bentuklahan dipresentasikan pada Peta 2 serta dapat dianalisis karakteristiknya sebagai berikut:
1)      Bentuklahan Asal Vulkanik
Satuan bentuklahan asal vulkanik di Kecamatan Ngawi dipengaruhi oleh vulkanisme Lawu yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a)      Dataran Vulkanik Muda Terkikis Ringan (V1)
Satuan bentuklahan ini memiliki topografi datar yang material penyusunnya berupa endapan lawu dan proses pengikisannya ringan dikenali dari sedikitnya aliran sungai. Secara astronomis terletak antara 544432 – 548881 mT dan 9178980 – 9183988 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 821,89 ha atau 11,65%. Lokasinya berada di Kecamatan Ngawi bagian barat mencakup sebagian wilayah Desa Watualang dan Desa Grugo dari Jalan Raya Solo-Ngawi kearah utara sampai Bengawan Solo, sebagian Desa Jururejo dan Desa Beran bagian utara, dan Kelurahan Margomulyo bagian barat. Elevasi bentuklahan ini antara 41-45 mdpl.
b)      Dataran Vulkanik Muda Terkikis Sedang (V2)
Satuan bentuklahan ini memiliki topografi datar yang material penyusunnya berupa endapan lawu dan proses pengikisannya sedang. Secara astronomis terletak antara 542462 – 548489 mT dan 9177426 – 9182424 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 1537,10  ha atau 21,80%. Lokasinya berada di Kecamatan Ngawi bagian barat mencakup sebagian wilayah Desa Watualang dan Desa Grugo dari Jalan Raya Solo-Ngawi kearah selatan sampai perbatasan dengan Kecamatan paron dan sebagian Desa Jururejo dan Desa Beran bagian selatan. Elevasi bentuklahan ini antara 43-46 mdpl.
2)      Bentuklahan Asal Proses Fluvial
Satuan bentuklahan asal proses fluvial di Kecamatan Ngawi dipengaruhi oleh aliran Bengawan Solo di sebelah utara dan Kali Madiun. Secara alami, proses yang berlangsung diakibatkan oleh kinerja sungai yang meliputi tiga aktifitas yang berkaitan erat antara satu dengan lainnya yaitu erosi, transportasi dan pengendapan. Erosi terjadi pada bagian hulu DAS, material yang terkikis selanjutnya mengalami proses transportasi oleh aliran air sungai kemudian diendapkan di tempat lain yang lebih rendah seperti dataran rendah dan cekungan. Satuan bentuklahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a)      Dataran Banjir (F1)
Dataran banjir merupakan satuan bentulahan yang terbentuk oleh proses sedimentasi yang berulang-ulang akibat banjir periodik. Satuan bentuklahan ini mempunyai topografi datar antara 0-2%. Secara astronomis terletak antara 548613 – 553841 mT dan 9173118 – 9183099 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 853,34 ha atau 12,10%. Lokasinya berada di sempadan Bengawan Solo dan Kali Madiun meliputi Kelurahan Karangtengah, Kelurahan Pelem, Kelurahan Ketanggi (Lingkungan Cabean Kidul, Cabean Lor dan Ketanggi), Kelurahan Margomulyo (Lingkungan Klampisan dan Karanggeneng), Desa Karangasri (Dsn. Soko dan Dungus), Desa Beran (Dsn. Pojok, Belukan dan Karangrejo), dan Desa Mangunharjo (Dsn. Pendem, Waruk dan Depok). Dataran banjir merupakan satuan bentuklahan yang paling sering mengalami banjir periodik karena letaknya yang berada di sempadan sungai dan elevasinya yang rendah yaitu kurang dari 3 meter dari muka air rata-rata permukaan sungai. Elevasi bentuklahan ini antara 41-44 mdpl.
b)      Tanggul Alam (F2)
Tanggul alam merupakan satuan bentuklahan yang sering mengalami limpahan air dan pengendapan saat terjadi banjir maupun luapan sungai disekitarnya. Satuan bentuklahan ini merupakan akumulasi sedimen yang berupa igir memanjang yang membatasi alur sungai terutama terjadi di daerah meandering. Secara astronomis terletak antara 550797 – 551790 mT dan 9176275 – 9178138 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 84,71 ha atau 1,20%. Lokasinya berada di Dsn. Desan dan Sidomulyo Desa Kandangan. Elevasi bentuklahan ini antara 41-44 mdpl.
c)      Rawa Belakang (F3)
Rawa belakang merupakan satuan bentuklahan yang mempunyai elevasi rendah dan berada dibelakang dataran banjir dan tanggul alam. Satuan bentuklahan ini sering mengalami genangan terutama oleh air hujan karena drainasenya yang kurang baik. Secara astronomis terletak antara 550100 – 553872 mT dan 9174163 – 9181401 mU.


Luas satuan bentuklahan ini adalah 513,50 ha atau 7,28%. Lokasinya berada di Dsn. Nglarangan Desa Karangasri, Dusun Pangkur Desa Kartoharjo, Dusun Karangrejo Desa Kandangan dan Dusun Nguwin Desa Mangunharjo. Elevasi bentuklahan ini antara 44-48 mdpl.
d)     Teras Fluvial Bawah (F4)
Teras fluvial bawah merupakan satuan bentuklahan yang berada dibelakang dataran banjir atau rawa belakang dan mempunyai kemiringan lereng yang lebih besar dibandingkan daerah dibawahnya. Satuan bentulahan ini terbentuk oleh banjir dengan frekuensi 10-25 tahun. Secara astronomis terletak antara 548427 – 549904 mT dan 9179791 – 9182784 mU di Kelurahan Ketanggi dan Mangunharjo, dan terletak antara 551361 – 555371 mT dan 9174549 – 9180335 mU di Desa Kandangan dan Mangunharjo. Luas satuan bentuklahan ini adalah 775,49 ha atau 11,00%. Elevasi bentuklahan ini antara 46-57 mdpl.
e)      Teras Fluvial Atas (F5)
Teras fluval atas merupakan satuan bentuklahan fluvial yang paling atas dan mempunyai elevasi paling tinggi diantara satuan bentuklahan fluvial lainnya. Satuan bentuklahan ini terbentuk oleh banjir dengan frekuensi lebih dari 25 tahun. Secara astronomis terletak antara 552634 – 554716 mT dan 9176150 – 9179108 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 256,35 ha atau 3,64%. Lokasinya berada di Dsn. Plosorejo Desa Kandangan dan Dsn. Krawut Desa Mangunharjo. Elevasi bentuklahan ini antara 57-65 mdpl.
3)      Bentuklahan Asal Struktural
Bentuklahan asal struktural terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Bentuklahan ini di Kecamatan Ngawi berada di sebelah utara dan masih merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng bagian barat. Satuan bentukalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a)      Puncak Antiklinal Formasi Kerek Terkikis Sedang (S1)
Satuan bentuklahan ini mempunyai elevasi yang paling tinggi diantara satuan bentulahan lainnya dengan rata-rata lebih dari 100 mdpl dengan puncak tertinggi 147 mdpl di Desa Banyu Urip. Batuannya berupa Formasi Kerek yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan sedang. Secara astronomis terletak antara 550475 – 554899 mT dan 9184610 – 9186672 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 615,69 ha atau 8,73%. Lokasinya berada di Kecamatan Ngawi bagian utara mencakup Dusun Poncol dan Dusun Kerek Desa Kerek dan Dusun Banyu Urip dan Dusun Tambakselo Desa Banyu Urip. Elevasi bentuklahan ini antara 75-147 mdpl.

b)      Medan Bergelombang Antiklinal Formasi Kalibeng Terkikis Sedang (S2)
Bentuklahan ini mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Formasi Kalibeng. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan sedang. Secara astronomis terletak antara 551088 – 553966 mT dan 9184020 – 9184904 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 217,82 ha atau 3,09%. Lokasinya berada di Kecamatan Ngawi bagian utara mencakup Dsn. Napel Desa Kerek, Dsn. Blandungan Desa Ngawi Purba dan Dsn. Gunung Kendil Desa Banyu Urip. Elevasi bentuklahan ini antara 56-75 mdpl.
c)      Medan Berelombang Antiklinal Anggota Klitik Formasi Kalibeng Terkikis Sedang (S3)
Bentuklahan ini mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Anggota Klitik dari Formasi Kalibeng. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan sedang. Secara astronomis terletak antara 550604 – 553947 mT dan 9183202 – 9184028 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 235,59 ha atau 3,34%. Lokasinya berada di Kecamatan Ngawi bagian utara mencakup Dsn. Banjar dan Dsn. Ngantru Desa Ngawi Purba dan Dsn. Ngandong, Dsn. Joho, Dsn. Gandu dan Dsn. Ngudal Desa Karangtengah Prandon. Elevasi bentuklahan ini antara 49-56 mdpl.

d)     Medan Bergelombang Antiklinal Formasi Pucangan Terkikis Ringan (S4)
Bentuklahan ini mempunyai topografi bergelobang dengan batuan berupa Formasi Pucangan. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan ringan. Secara astronomis terletak antara 550348 – 554251 mT dan 9178402 – 9183112 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 982,43 ha atau 13,93%. Lokasinya berada di Kecamatan Ngawi bagian timur mencakup Dsn. Cabean, Dsn. Karangtengah, dan Dsn. Prandon Desa Karangtengah Prandon, Dsn. Nglarangan Desa Karangasri dan Dsn. Bulung Desa Kartoharjo. Elevasi bentuklahan ini antara 47-60 mdpl.
e)      Dataran Sinklinal Formasi Pucangan Terkikis Ringan (S5)

Bentuklahan ini mempunyai topografi berupa lembah dengan batuan berupa Formasi Pucangan. Erosi yang terjadi termasuk tingkatan Ringan. Secara astronomis terletak antara 549634 – 551729 mT dan 9181640 – 9183353 mU. Luas satuan bentuklahan ini adalah 158,31 ha atau 2,24%. Lokasinya berada di Kecamatan Ngawi bagian tengah yang merupakan daerah sekitar pertemuan Bengawan Solo dan Kali Madiun mencakup Kelurahan Pelem bagian utara, Dsn. Jetis Desa Ngawi purba dan Dsn. Soko Desa Karangasri. Elevasi bentuklahan ini antara 43-47 mdpl. 

0 komentar:

Post a Comment