Image Widget

Image Widget

Belajar Geografi SMA

Menyajikan berbagai materi dan perangkat pembelajaran Geografi serta pembahasan latihan soal UN dan Olimpiade. Kami juga melayani pembelian peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25,000 dan pembuatan peta digital untuk mahasiswa S1, S2, instansi maupun umum. Terima kasih (Belajargeografisma@gmail.co.id)

OSN: Batuan Beku, Metamorf, dan Sedimen

Thursday 1 December 2016

Bumi tersusun atas campuran antarmineral yang bergabung secara fisik satu sama lainnya. Campuran antarmineral itu disebut batuan. Sebagian batuan tersusun atas mineral yang sejenis, sedangkan sebagian lainnya tersusun atas gabungan mineral, bahan organik, dan bahan vulkanik.

Kerak dan selubung atas bumi terdiri dari bermacam-macam batuan yang umur dan asalnya berbeda-beda. Magma merupakan induk batuan yang menjadi materi pembentuk litosfer. Magma adalah batuan cair pijar yang terdapat di bawah kerak bumi dan suhunya sangat tinggi. Magma mengalami proses perubahan hingga menjadi batuan.

Berdasarkan proses pembentukannya, terdapat tiga macam batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.



1. Batuan Beku (igneous rock)

Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku. Secara umum ciri-ciri batuan beku adalah homogen dan kompak, tidak ada pelapisan, dan tidak mengandung fosil.
Batuan beku dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu berdasarkan tempat pembekuannya dan berdasarkan mineral penyusunnya.

a. Berdasarkan Tempat Pembekuan

Berdasarkan tempat pembekuannya, terdapat tiga jenis batuan beku, yaitu batuan beku dalam, batuan beku korok (gang), dan batuan beku luar.

1) Batuan Beku Dalam
Batuan beku dalam terbentuk jauh di bawah permukaan bumi, yaitu pada kedalaman 15-50 km. Karena tempat pembekuannya dekat dengan astenosfer, pendinginan magmanya berlangsung sangat lambat sehingga menghasilkan batuan yang besar-besar dan berbutir kasar. Batuan beku dalam disebut juga batuan plutonis.
Contoh: a) Granit yang mengandung kuarsa, feldspar, dan mika dengan tekstur rata.
b) Gabro yang di dalamnya terdapat mineral berwarna gelap.

2) Batuan Beku Korok (Gang)
Batuan beku korok terbentuk di daerah korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Proses pembekuan magma berlangsung agak cepat sehingga membentuk batuan yang mempunyai kristal-kristal yang kurang sempurna. Misalnya, magma yang mempunyai susunan granit dan membeku di dalam gang akan membentuk batuan beku yang disebut porfiri granit. Batuan beku korok sering juga disebut batuan terobosan.

3) Batuan Beku Luar
Batuan beku luar atau disebut juga batuan lelehan terbentuk di permukaan bumi. Magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan yang sangat cepat. Oleh karena itu, butirannya halus dan tidak terbentuk kristal-kristal batuan.
Contoh: a) Batu apung yang mengandung rongga-rongga gas.
b) Obsidian atau batu kaca yang bersinar dan berwarna hitam, abu-abu, kuning, atau coklat.

b. Berdasarkan Mineral Penyusun

Berdasarkan mineral penyusunnya, terdapat dua jenis batuan beku, yaitu batuan beku mineral ringan dan batuan beku mineral berat.
1) Batuan Beku Mineral Ringan
Batuan beku mineral ringan tersusun atas mineral-mineral ringan yang biasanya berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat. Oleh karena itu, termasuk batuan yang bersifat asam.
2) Batuan Beku Mineral Berat
Batuan beku mineral berat tersusun atas mineral-mineral berat yang biasanya berwarna gelap, tidak mudah pecah, dan kandungan silikatnya sedikit. Oleh karena itu, termasuk batuan yang bersifat basa.

2. Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbentuk karena adanya proses pengendapan (sedimentasi). Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan yang mengalami pelapukan atau pengikisan, baik oleh angin maupun air. Batuan yang lapuk atau terkikis menjadi butiran dalam berbagai bentuk dan ukuran, bahkan ada yang larut dalam air. Butiran-butiran hasil pelapukan atau pengikisan tersebut mengendap secara berlapis yang makin lama makin tebal dan padat. Lapisan itu menjadi padat karena adanya tekanan atau beban yang terlalu berat. Tekanan yang terlalu lama membentuk agregat batuan yang padat. Pemadatan dan sedimentasi itulah yang menyebabkan endapan-endapan berubah menjadi batuan sedimen.
Sehubungan dengan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa batuan sedimen sebenarnya berasal dari batuan lain yang telah ada. Batuan tersebut mengalami pelapukan, tererosi, terangkut, dan selanjutnya diendapkan di tempat lain.
Batuan sedimen dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu menurut tenaga yang mengendapkan, cara pengendapan, dan tempat pengendapan.
a. Menurut Tenaga yang Mengendapkan
Menurut tenaga yang mengendapkan, terdapat tiga jenis batuan sedimen, yaitu batuan sedimen akuatis, aeolis atau aeris, dan glasial.
1) Batuan sedimen akuatis berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan.
2) Batuan sedimen aeolis (aeris) berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin.
3) Batuan sedimen glasial berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser.

3. Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik fisik maupun kimiawinya. Oleh karena itu, batuan tersebut menjadi berbeda dari batuan induknya. Proses perubahan batuan dipengaruhi oleh suhu yang tinggi, tekanan yang kuat, dan waktu yang lama.
Batuan metamorf dibedakan menjadi tiga, yaitu metamorf kontak (metamorf termal), metamorf dinamo (metamorf kinetik), dan metamorf pneumatolitis kontak.

a. Metamorf Kontak
Batuan metamorf kontak terbentuk karena pengaruh intrusi magma yang suhunya sangat tinggi. Suhu yang sangat tinggi tersebut dikarenakan letaknya dekat dengan magma, misalnya di sekitar batuan intrusi. Contohnya batolit, lakolit, stock, sill, dan dike.
Makin jauh dari intrusi makin berkurang derajat metamorfosisnya. Hal itu karena temperatur yang makin rendah. Oleh karena itu, di sekitar batuan intrusi ditemukan adanya zona metamorfosis yang melingkari batuan intrusi. Luas zona metamorfosis di sekitar batolit dapat mencapai puluhan kilometer persegi, di sekitar stock sampai ribuan meter persegi, tetapi di sekitar sill dan dike zona metamorfosis tersebut tidak jelas.
Pada zona metamorfosis banyak ditemui mineral-mineral bahan galian yang letaknya relatif teratur menurut jauhnya dari batuan intrusi. Mineral-mineral bahan galian yang terbentuk melalui proses metamorfosis antara lain besi, timah, tembaga, dan zink (seng) dihasilkan dari batuan limestone dan calcareous shale.

b. Metamorf Dinamo
Batuan metamorf dinamo terbentuk karena pengaruh tekanan yang sangat tinggi, waktu yang sangat lama, dan dihasilkan dalam proses pembentukan kulit bumi karena tenaga endogen. Batuan metamorf dinamo pada umumnya terjadi di bagian atas kerak bumi. Adanya tekanan dari arah yang berlawanan menyebabkan antara lain perubahan butir-butir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali.
Pada jenis batuan metamorf dinamo ini batuan sedimen berubah menjadi batuan hablur, misalnya gneis, sabak, dan serpih.


Selengkapnya silahkan klik  LINK DOWNLOAD

0 komentar:

Post a Comment